Purwokerto
08112522117
mail@oemahwebsite.com

Regulasi dan Etika Kecerdasan Buatan UGM

Jasa Pembuatan Website

Regulasi dan Etika Kecerdasan Buatan UGM

Regulasi dan Etika Kecerdasan Buatan UGM

Pada hari Minggu tanggal 20 Agustus 2023, Oemah Website sebagai software house asal Purwokerto mengikuti undangan acara webinar berjudul Regulasi dan Etika Kecerdasan Buatan UGM. Acara Webinar ini digelar oleh Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada dan diisi oleh dosen maupun praktisi dari dunia industri dalam rangka Dies Natalis Fakultas Filsafat UGM. Adapun Pembahasan event yang berlangsung selama beberapa jam yang dihadiri oleh Agus Darmawan, S.Kom, M.Cs selaku CEO Oemah Website yang juga merupakan alumni Ilmu Komputer UGM ini adalah sebagai berikut.

 

Foto Regulasi dan Etika Kecerdasan Buatan UGM

Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence bisa membawa manfaat besar di banyak bidang, tetapi belum ada pagar etis sehingga berpotensi mereproduksi bias dan diskriminasi di dunia nyata. Pancasila sebagai dasar negara bisa menjadi dasar filosofis untuk prinsip etika dan pembuatan regulasi penggunaan AI di Indonesia.

Dekan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada dan Anggota Dewan Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta, Siti Murtiningsih menilai, Pancasila memiliki lima sila yang memiliki prinsip yakni religiositas, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Kelima prinsip ini bisa diterapkan dalam etika menggunakan AI.

“Kita bisa mengelaborasi lima prinsip etis tersebut sebagai pengembangan dan penggunaan teknologi berbasis AI,” kata Siti dalam diskusi daring bertajuk Regulasi dan Etika Kecerdasan Buatan yang digelar Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA), Minggu (20/8/2023).

Dalam sila pertama, misalnya, disebutkan bahwa semua makhluk adalah mempunyai hak yang sama atau setara. Dengan demikian, teknologi AI tidak boleh lebih tinggi derajatnya dari makhluk lainnya dan seharusnya meningkatkan kompetensi manusia.

Foto-foto Acara

Teknologi AI juga harus menghormati martabat dan hak asasi manusia, bukan justru penggunaannya mengakibatkan perpecahan antarmanusia. AI seharusnya mengembangkan kualitas hidup manusia, sehingga kontrol manusia terhadap teknologi ini harus ditingkatkan.

Terkait nilai demokrasi, AI seharusnya memperkuat demokrasi dengan partisipasi yang bermakna. Partisipasi harus dimulai dari desain yang mempertimbangkan semua kepentingan, data yang merepresentasikan semua kalangan, hingga pemanfaatan teknologi AI yang bisa dimanfaatkan semua orang.

Siti menegaskan, Pemerintah Indonesia semestinya tidak hanya berusaha mewujudkan keterbukaan informasi melalui e-government. Namun juga membangun civic tech (teknologi sipil) berbasis AI yang memperkuat partisipasi rakyat dalam proses pembuatan kebijakan publik dan menjamin kebebasan berbicara.

“Nah, kasus-kasus pembungkaman para aktivis yang bersuara kritis di media sosial tidak boleh terjadi. Alih-alih dibungkam, suara rakyat harus difasilitasi, salah satunya melalui civic tech berbasis AI,” ucapnya.

Pengembangan dan penggunaan AI juga harus adil bagi semua, tidak boleh ada warga yang ditinggalkan dalam perkembangan teknologi ini. Lebih baik lagi jika teknologi ini bisa mengurangi kesenjangan sosial dan tidak diskriminatif.

Oemah Website saat ini terus berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak terutama di dunia industri AI. Inovasi yang dilakukan termasuk dalam pengembangan produk maupun layanan berbasis AI dan berkolaborasi dengan perusahaan AI baik nasional maupun internasional. Berbagai portofolio Oemah Website dalam beberapa project pengembangan software baik berbasis website maupun aplikasi android yang menggunakan fitur AI dapat dilihat di link berikut => Portofolio

Referensi: Filsafat UGM

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *